Selasa, 15 Oktober 2013

Pemuda Dulu Sekarang dan Masa Depa


      Hari ini adalah 102 tahun Buya HAMKA (Haji Abdul Malik Karim Amrullah). Seseorang yang yang berperan penting bagi masyarakat pada masanya. Ia adalah seorang yang multitalented. Ia piawai sebagai orator, sastrawan, budayawan, dan agamawan. Namanya tak hanya dikenal dalam lingkup nasional, tetapi juga internasional.
      Saat muda, ia tak berbeda dengan pemuda zaman sekarang. Ia kerap kali melakukan kenakalan-kenakalan remaja saat itu. Berjudi dan sabung ayam. Namun, dalam perjalanannya ia berhasil menjadi pemuda yang berperan penting bagi pendidikan. Namanya diabadikan menjadi nama perguruan tinggi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA).
      Pemuda masa kini dapat menjadikannya panutan. Terlebih lagi bagi mereka yang berkuliah di UHAMKA. Ironisnya, banyak mahasiswa yang tidak mengenal sosoknya. Hal ini disebabkan kerena keengganan mereka mengenal sejarah. Padahal, sejarah adalah wacana penting bagi kelangsungan hidup selanjutnya. Dengan mempelajari sejarah, kita bisa mencegah pengulangan kesalahan pada masa lampau. Selain itu, kita jadi tahu pola pikir para pelaku sejarah yang berperan dalam keberlangsungan hidup kebangsaan. Pemuda-pemudi sejarah memiliki pola pikir modern. Pikiran mereka berorientasi pada masa depan bangsa.

      Banyak daerah-daerah di Indonesia yang menjadi saksi keberanian para pemuda menyongsong desingan peluru demi cita-cita kemerdekaan yang diidam-idamkan. Begitu juga dalam sejarah dakwah Islam, pemuda memegang peranan penting. Ibnu Abbas berkata: “Tidak ada seorang Nabi pun yang diutus Allah melainkan ia (dipilih) dari pada kalangan pemuda saja. Begitu juga tidak seorang alim pun yang yang diberi ilmu pengetahuan melainkan (hanya) dari pada kalangan pemuda saja.” (Tafsir Ibnu Katsir: III/63)
      Prihatin sekali melihat pemuda sekarang hidup dalam arus globalisasi yang tidak sepadan dengan budaya bangsa. Globalisasi yang seharusnya menjadi momok positif bagi perkembangan pola pikir mereka justru menyebabkan banyak kekeliruan antara perbedaan nilai kehidupan Barat dengan nilai-nilai ketimuran milik bangsa ini. Hal ini dikarenakan ketidaksiapan masyarakat menghadapi globalisasi.
      Globalisasi menjadikan masyarakat, khususnya kaum muda, terlempar jauh dari idealisme ketimuran. Dari satu sudut pandang, mereka tetap orang Timur, tetapi dari dari sudut pandang lain, pemikiran, perasaan dan tingkah laku mereka dicemari oleh kebudayaan Barat yang mereka telan mentah-mentah tanpa         Hilangnya jati diri dan semangat kebangsaan disebabkan oleh monster yang disebut hedonisme.
Oleh karena itu, kaum muda perlu dibangkitkan semangat kebangsaannya dengan pemahaman kemuliaan budaya bangsa sendiri. Indonesia memerlukan pemuda-pemudi yang berkualitas seperti Buya Hamka muda yang memiliki komitmen tauhid yang lurus, serta keberanian yang tak mampu diperjualbelikan.(ndigun)

http://bocahbancar.files.wordpress.com/2011/11/sumpah-pemuda2.jpg?w=300&h=149
Bismillahirrohmaanirrohiim,,,
       Mendegar kata pemuda saja, pasti hal pertama yang terlintas di kepala kita adalah tentang semangat, enerjik, dan juga idealisme. Ya, memang sederetan kata itulah yang kurang lebih menggambarkan betapa hebatnya kobaran perubahan yang diusung oleh kelompok pemuda ini. Kita ketahui bersama juga bahwa pemuda merupakan tokoh “pertengahan” antara anak-anak dan orang tua. Dengan peranannya yang cukup strategis tersebut, seorang pemuda mampu menyuarakan perbaikan secara lebih kuat dan tegas. Demikianlah adanya, potensi pemuda sungguh tak diragukan lagi keshahihannya.
Dari paparan awal di atas, sudah jelas dapat kita tarik pemahaman bersama bahwa memang pemudalah yang patut diharapkan dan diimpikan sebagai salah satu strata yang ada di dalam masyarakat untuk membawa negeri ini menuju ke arah yang lebih baik, sampai pada Indonesia Jaya Merdeka Selamanya.
Hanya saja, di samping potensi yang luar biasa tersebut, kita pun patut menyoroti tentang keadaan pemuda di era modern ini di mana ketika kemungkaran telah merajalela, kemaksiatan hadir di depan mata tanpa jeda, dan tak ketinggalan hedonisme kehidupan yang semakin terbuka. Sungguh miris melihat kenyataan yang tak dapat dielakkan tersebut. Sudah idealkah apa yang selama ini kita seru-serukan bahwa pemuda sebagai pemain utama dalam perubahan? Tentu diantara para sekian juta pemuda yang ada di Indonesia ini tidak semuanya masuk dalam kriteria yang diharapkan. Oleh karena itu, pertanyaannya adalah pemuda yang bagaimana yang patut menjadi harapan bangsa Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut ini adalah jawabannya:
  • Pemuda yang mengakui akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, yakni Allah Subhanahu Wata’ala
  • Pemuda yang memiliki akhlak mahmudah disertai ilmu yang mumpuni sesuai bidangnya
  • Pemuda yang tidak anti untuk menyuarakan kebenaran di tengah pusaran kebatilan
  • Pemuda yang memiliki integritas tinggi terhadap Islam, bangsa dan negaranya, yaitu Indonesia Jaya menuju Indonesia Raya
  • Pemuda yang cinta akan persaudaraan, menyebarkan kebaikan, dan mencegah daripada kemungkaran dan kemaksiatan
       Demikianlah pemuda, di dalam dirinya tersimpan kekuatan yang besar dan menjadi semakin besar ketika ditempa sesuai dengan kadarnya. Langkah praktis untuk menjadi Pemuda Pemimpin Perubahan hanyalah ada tiga hal: 1)Berbekal Ilmu sebagai dasar untuk bertindak; 2)Menyuarakan Perubahan agar tergugah kesadaran masyarakat; dan 3)Laksanakan dengan amal perbuatan agar menjadi teladan bagi umat. Sungguh, tiada kejayaan bangsa ini akan didapatkan jika pemudanya tidak berpegang teguh pada prinsip yang menyadarkan dirinya darima ia berasal? Untuk apa dia tetap ada di dunia? Dan akan kemana nantinya setelah meninggalkan dunia?
       Wahai Para Pemuda Bangsa Indonesia..!!!! Di tengah gejolak ketidakadilan dan kemerosotan harga diri bangsa ini, Harapan itu Masih Ada…!!!! Dan ENGKAU-lah salah satu tokoh yang berperan di dalamnya. Jika Engkau enggan untuk mengambil peran dalam kepemimpinan bangsa, maka sudah dapat dipastikan pada beberapa tahun yang akan datang, sudah tidak didengar lagi nama BANGSA INDONESIA.
Salam Semangat Menuju Perubahan
Pemuda Pemimpin Perubahan dan Mencetak Peradaban


Tidak ada komentar:

Posting Komentar